Pages

Menjadi cermin tamsilankendiri, untuk melakar satu wacana. Buatmu bernama wanita..

Thursday, February 24, 2011

Sesudah Cahaya

Fuhh!!..(tiup sana sini sikit, buang habuk)

Jujur, aku tak ingin lama disini. Sekadar menjenguk, sebab rasanya dah terlalu lama rumah tamsilankendiri sepi. Berbulan- bulan lamanya tak singgah bertanya khabar.
Khabar dari aku, sekarang aku seorang pekerja yang sedang memegang amanah. Benar lah kata orang, amanah itu berat. Tapi bukan itu yang ingin aku kongsi. Sebenarnya aku penat. Kerja ini memang penat! Sebeban tanggungjawab menyebabkan aku makin penat. Akhirnya, aku buat keputusan : cari kerja lain! hehehe..

kerja selalu membuatkan aku teringat kenangan zaman belajar dulu. SSBians UTM 07/10, ini coretan terakhir aku bersama kalian dulu. Puisi Bionite 2010.

aku rindu zaman itu.

Sesudah cahaya

Samar cahaya itu,

penunjuk jalan

Sebuah pilihan,

gemerlap masa depan

atau suram yang kelam

Depan, belakang, kiri atau kanan,

Sekadar sebuah hamparan yang kalian tunjukkan

Ucapmu;

pertiwiku,

Pisau dan mentimun itu telah ku berikan

Terpulanglah..

cingcanglah..coraklah..canailah..

Mengikut hendakmu..

Pesanmu lagi:

Bila sampai di puncak

Usah terlalu mendongak

Kerna bongkak itu punca hati rosak

Kata kami:

Wahai insan agung penyalur makrifat

Dengan pisau dan mentimun itu,

walau kami jadi cendekia pembina negara bangsa

walau kami teknokrat penjana tamadun nusa

walau kami pemuka pencetus wawasan bersusila

Takkan pernah kami lupa,

Asal kami cuma anak remaja

Baru mengenal dunia

Cuba menjadi dewasa

lantas kalian asuh jiwa mudanya

semalam kami bertemu kalian,

dalam cerita yang berbeza

dalam senyum dalam tawa

tetap ada tangis air mata

semalam itu juga, kami teringat pesan pujangga

kasih itu sepotong emas

kasih itu sehela nafas

kasih itu tidak pandai berdusta

kasih itu bukan hanya dikata

kasih itu junjungan jiwa

kasih itu..kasih kalian..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...