Pages

Menjadi cermin tamsilankendiri, untuk melakar satu wacana. Buatmu bernama wanita..

Wednesday, August 17, 2011

Ratapan Jiwa, Sesuci kasih

Ratapan Jiwa- Lily Haslina Nasir

Kelmarin langit hamis berwajah kelam
mendung semakin dalam
pilunya hati kepada siapa hendak berpaling
air mata tidak pernah kering
aku semakin gering
mencicip kehidupan yang penuh bertaring

kelmarin, langit itu tempat guruh dan petir bertingkah
ku lihat anak burung bertempiaran
bertarung dan berjuang
mengibar sayap menongkah taufan
Ku lihat lagi, anak- anak burung itu,
tidak tewas dalam pertarungan
biar basah, biar ketar
hidup tetap diteruskan
dalam debar.

Semalam aku bertemu kalian,
dalam cerita yang berbeza
dalam pedih jiwa yang berpusar-pusar
kalian tersiksa dalam nasib yang tiada terkata

semalam itu juga aku teringat pesan pujangga
kasih itu sepotong emas
kasih itu sehela nafas
kasih itu tidak pandai berdusta
kasih itu bukan hanya dikata
kasih itu junjungan jiwa

Lewat semalam,
biar nista ku hiruk, biar cacian ku teguk
kasih aku pada kalian
tidak pernah berubah
semakin menyelinap kian menyusur
pada sela kehidupan kita
biar ada ketika air mata aku larut
dalam bening doa yang aku rangkumkan
dalam degup zikrullah
aku redha..

Anak-anak,
engkau permata hati
engkau belahan raa
kasih mama junjungan jiwa

Biar ribut pasir berkisar
biar taufan melanda
biar kata orang menggila
Kasih..kalian akan mama pastikan
sejuk...tenang..dalam pelukan

Redup kasih meniti perjuangan
mama tetap berdiri disini
bersama panji kebahagian
ini..

Puisi ini pernah saya deklamasikan sewaktu lawatan PERNIM ke tempat saya beberapa tahun yang dulu, untuk siri Jelajah Kasih Pernim. Bila search kat internet puisi ni, tak jumpa. nasib baik saya ada record, so saya taip balik. Sebenarnya, puisi ni ialah karya Lily Haslina Nasir, tajuk Ratapan Jiwa kot, sisipan dalam buku Sesuci Kasih Norlina Alawi.

Pada saya puisi ni menyentuh kalbu, pada sesiapa yang benar-benar menghayati.



No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...